SEJARAH DESA SEMPANG TEUMAROM
Simpang Teumarum atau Simpang Teumarom merupakan sebuah desa yang terletak dipedalaman kawasan Woyla Barat Kabupaten Aceh Barat Propinsi Aceh.
Awal mulanya Desa Simpang Teumarom berdiri pada tahun 1999 jika melihat pada tanggal peresmian yang tertera pada batu prasasti peresmian yang sampai sekarang masih tertempel di dinding kantor kechik Simpang Teumarom. Namun berdasarkan penuturan beberapa masyarakat, desa Transmigrasi Simpang Teumarom pertama kali dibuka pada tahun 1991 dan kemudian pada tahun 1992 barulah penduduk di datangkan baik itu masyarakat lokal maupun dari luar aceh, bahkan salah seorang tokoh masyarakat menyebutkan bahwa nama Simpang Teumarom itu sudah ada sejak tahun 1982 jauh sebelum Transmigrasi Simpang Teumarom dibuka, pada waktu itu nama Simpang Teumarom memang sudah diaebut-sebut oleh masyarakat pekerja PT. BOYBON, dikarenakan posisi letaknya bersebelahan dengan desa Teumarom maka mmereka menyebut tempat itu dengan sebutan Simpang Teumarom maksudnya simpangnya desa Teumarom karena dilihat dari letak giografisnya dan pun disitu memang terdapat sebuah persimpangan jalan yang menuju ke desa Teumarom bahkan sampai sekarang jalan itu masih digunakan oleh masyarakat, dari situlah nama Simpang Teumarom berasal yang akhirnya ditetapkan menjadi nama desa Simpang Teumarom.
Sebelumnya desa Simpang Teumarom sempat menjadi desa Defenitif selama kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu antara periode tahun 1994 s/d 1999 dan yang menjabat sebagai kepala desa/kechik pertama adalah Bapak Syahril Nasution (periode 1994 s/d 1996), barulah setelah itu menjadi desa resmi setelah secara langsung diresmikan oleh Bapak Drs. Nasruddin, M. Si yang merupakan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Aceh Barat kala itu, peresmian bertanggal 18 Februari 1999, bias dikatakan nama desa Simpang teumarom lebih dulu ada dari pada desanya sendiri.
Namun akibat gejolak konflik yang terjadi di Aceh membuat desa Simpang Teumarom harus bubar dan kehilangan masyarakat penghuninya disebabkan pada tahun 2001 lalu konflik meletus di seluruh Aceh tidak terkecuali Aceh Barat dan akibat konflik itu masyarakat Transmigrasi Simpang Teumarom terpaksa harus mengungsi, tepatnya pada hari Jum’at tanggal 16 Juni 2001 bahkan hal serupa juga terjadi di beberapa desa Transmigrasi lainnya yang ada di Aceh Barat, karena hampir 90% penduduk Transmigrasi Simpang Teumarom di datangkan daari luara Aceh seperti pulau Jawa, Kalimantan, Sumatra dan lainnya maka sebagian besar dari mereka memutuskan untuk kembali ke daerah asal mereka masing-masing, barulah setelah konflik aceh mereda dengan adanya kesepakatan Mou antara GAM & RI pada tahun 2005 lalu, ada sebagian warga lokal yang merupakan warga asli transmigrasi Simpang Teumarom kembali lagi ke Simpang Teumarom untuk membersihkan sisa puing-puing rumah dan lahan-lahan perkebunan milik mereka semasa trans dahulu dan pada akhirnya Transmigrasi Simpang Teumarom kembali dibuka menjadi Trans Lokal (Translok) dengan adanya peremajaan Rumah Huni yang diberikan oleh pihak Dinas Transmigrasi Aceh Barat pada tahun 2013 lalu, maka sejak itu pula ada sebagian kecil warga luar aceh yang merupakan bekas penduduk Transmigrasi Simpang Teumarom kembali lagi menetap di Simpang teumarom, itu pun mereka-mereka yang tidak kembali ke daerah asal mereka pasca konflik aceh tahun 2001 sila, dan hingga sekarang desa Simpang Teumarom terus melakukan perkembangan dan pembenahan untuk kembali bangkit dari keterpurukan masa lalunya dan memakmurkan masyarakatnya pasca konflik aceh.
Berikut ini daftar nama-nama Kechik Simpang Teumarom :
1. Syahril Nasution 1994 s/d 1996
2. Zulkifli Lubis 1997 s/d 1998
3. Ali Marsudi 1998 s/d 2001 (Bubarnya Transmigrasi/Darurat Militer)
4. Usman 2001 s/d 2005
5. M. Husen (Pjs) 2005 s/d 2006
6. M. Husen (Pjs) 2006 s/d 2007
7. M. Husen 2007 s/d 2013
8. M. Husen 2013 s/d 2019
9. Hasan Basri (Pjs) 2019 s/d 2020
10. Hasan Basri (Pjs) 2020 s/d 2021
11. Muhammad Yahya (Pjs) ?2021 s/d 2022
12. Muhammad Yahya????????2022 s/d 2028